Oleh: dr. Nadia Octavia dari Tim Redaksi Klikdokter

Tak hanya pria, penyakit herpes kelamin juga rentan menjangkiti wanita. Apa saja gejala herpes kelamin?

Perilaku hubungan seks bebas yang berisiko dapat membuat seseorang rentan mengalami infeksi menular seksual, salah satunya herpes kelamin. Penyakit ini, menurut data World Health Organization (WHO), bahkan lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria.

Di Indonesia, menurut data Global Estimates of the Prevalence and Incidence of Four Curable Sexually Transmitted Infection in 2012, kejadian herpes kelamin dilaporkan di 10 kota.

Kesepuluh kota tersebut adalah Medan, Tanjung Pinang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Banyuwangi, Surabaya, Bitung, dan Jayapura. Pada laporan itu, total pasien herpes di 10 kota pada 2005 mencapai 2.347 orang dari total 6.746 pasien infeksi menular seksual.

Penularan herpes kelamin

Kebanyakan kasus herpes kelamin disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe 2 (HSV tipe 2). Namun, virus herpes simpleks tipe 1 (HSV tipe 1) juga bisa menyebabkan infeksi herpes kelamin.

Virus ini dapat menular ke orang lain melalui hubungan seksual. Penularan virus bahkan bisa terjadi meski seseorang tidak mengalami gejala atau tanda yang terlihat. Ketika masuk melalui permukaan kulit, virus akan ‘berjalan’ melalui sistem persarafan dan berdiam di dalam saraf.

Faktor yang meningkatkan risiko herpes kelamin antara lain memiliki partner seks multipel (>1), berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi, tidak menggunakan kondom, seks bebas, dan memiliki riwayat penyakit kelamin sebelumnya. Orang yang berhubungan seks di usia dini serta ODHA (orang dengan HIV/AIDS) juga berisiko tertular herpes.

Gejala herpes kelamin

Seseorang sering kali tidak sadar bahwa dirinya mengalami infeksi herpes kelamin. Gejala biasanya baru akan timbul dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu usai kontak dengan penderita.

Gejala awal herpes kelamin biasanya muncul lenting-lenting kecil yang nyeri dan sembuh dalam waktu beberapa minggu. Lenting tersebut dapat disertai dengan demam dan pembesaran kelenjar getah bening.

Gejala herpes kelamin pada wanita mirip dengan gejala herpes kelamin pada pria, yaitu:

  • Kemerahan pada area kelamin.
  • Rasa gatal, kesemutan atau terbakar pada area kelamin dan anus.
  • Timbul lenting-lenting kecil disertai rasa nyeri pada vagina, dapat juga terjadi di bokong, paha, dan anus. Lenting biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 2-4 minggu.
  • Nyeri saat BAK (lebih sering terjadi pada wanita).
  • Nyeri kepala.
  • Nyeri punggung.
  • Pembesaran kelenjar getah bening.

Lenting-lenting pada vulva dan mulut vagina itu dapat berkembang menjadi luka. Infeksi herpes kelamin bahkan bisa menyebar hingga mulut rahim dan menimbulkan servisitis (peradangan serviks). Infeksi dan peradangan pada uretra (saluran kemih bagian akhir) dapat menyebabkan nyeri saat wanita berkemih.

Gejala herpes kelamin hampir mirip dengan penyakit lainnya, seperti infeksi jamur, infeksi bakteri, atau infeksi kandung kemih. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis kulit guna membedakannya.

Penanganan dan pencegahan herpes kelamin

Penanganan herpes kelamin antara lain dengan pemberian obat antivirus. Meski begitu, infeksi herpes kelamin tidak dapat hilang sepenuhnya dan bisa berlangsung seumur hidup, tergantung kekebalan tubuh seseorang.

Pencegahan infeksi herpes kelamin yang utama adalah melakukan perilaku seks yang bertanggung jawab. Artinya, tidak berganti pasangan seksual serta menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks.

Penyakit herpes kelamin memang lebih sering terjadi pada wanita. Untuk itu, penting bagi wanita mengenali gejalanya agar dapat mendapatkan penanganan dini. Selain itu, edukasi seks adalah hal yang penting. Jangan malu berbicara seputar kesehatan seksual dan reproduksi dengan orang yang Anda percaya, serta lakukan cek rutin kesehatan seksual dan reproduksi Anda.