- europe
Oleh: dr. Nadia Octavia dari Tim Redaksi Klikdokter
Berbagai jenis kontrasepsi tersedia di pasaran, mulai dari pil KB, AKDR, implan, suntik KB, kondom, hingga tindakan steril. Banyaknya pilihan yang ditawarkan itu sering membuat pasangan suami-istri bingung memilih KB yang tepat. Namun, Anda tak perlu bingung lagi. Dengan lingkaran kontrasepsi, Anda bisa tahu jenis KB mana yang paling tepat.
Lingkaran kontrasepsi adalah diagram lingkaran yang berisi kriteria persyaratan medis untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi tertentu, berdasarkan Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use, 5th edition (2015). Ini adalah salah satu pedoman yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) berdasarkan bukti ilmiah.
Lantas, bagaimana cara menggunakan lingkaran kontrasepsi? Diagram lingkaran ini mencocokkan metode-metode kontrasepsi yang ditunjukkan lingkaran yang sebelah dalam, dengan kondisi-kondisi medis spesifik yang ditunjukkan di lingkaran sebelah luar.
Diagram lingkaran ini terbagi dalam empat kategori yang menunjukkan apakah seorang wanita dapat menggunakan kontrasepsi tertentu atau tidak. Empat kategori itu adalah:
Beberapa kondisi medis menjadi kriteria dalam penggunaan diagram lingkaran kontrasepsi ini. Antara lain infeksi menular seksual, penyakit radang panggul, sepsis, postpartum (baru melahirkan) dan menyusui, riwayat kehamilan, usia remaja, perdarahan vagina, mioma uteri, keganasan serviks, serta kanker payudara.
Selain itu, ada penyakit hati, thromboemboli vena, penyakit kardiovaskular (penyakit jantung), hipertensi, obesitas, diabetes, merokok, nyeri kepala, interaksi dengan obat-obatan lain dan HIV.
Menurut panduan yang dilansir dari Kemenkes RI, diagram lingkaran kontrasepsi ini meliputi rekomendasi penggunaan 11 tipe kontrasepsi yang umum digunakan, yaitu:
Sebagai contoh pada pil KB kombinasi, wanita yang baru saja melahirkan (<6 minggu) dan menyusui, masuk pada kategori 4 yang berarti metode kontrasepsi pil KB kombinasi tidak dapat digunakan.
Adapun wanita yang baru saja mengalami keguguran (baik di trimester 1 atau 2), masuk pada kategori 1, yang berarti tidak masalah menggunakan kontrasepsi jenis pil KB kombinasi.
Selain kondisi medis tertentu, kebiasaan wanita seperti merokok juga berpengaruh pada pemilihan kontrasepsi. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan merokok >15 batang rokok setiap harinya tidak diperbolehkan menggunakan pil KB kombinasi.
Data WHO menyebutkan bahwa wanita yang menggunakan pil KB kombinasi dan merokok mengalami peningkatan risiko penyakit jantung, terutama infark miokard. Risiko ini semakin bertambah bergantung dari jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya.
Selain metode-metode kontrasepsi di atas, penggunaan kondom juga dapat menjadi alternatif. Dibandingkan kontrasepsi hormonal, penggunaan kondom memiliki efek samping yang lebih minimal.
Menurut data WHO, kondom juga terbukti sangat efektif mencegah kehamilan hingga 98 persen. Keunggulan lainnya, kondom juga dapat mencegah penularan infeksi menular seksual, serta tersedia luas. Namun, Anda haruslah memilih kondom yang terpercaya, serta menggunakannya dengan baik dan benar.
Memilih kontrasepsi yang pas memang kerap membingungkan. Namun, lingkaran kontrasepsi dapat membantu Anda dalam memilih kontrasepsi yang tepat sesuai kondisi Anda. Jangan sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter terkait hal ini.
[HNS/ RH]