Oleh: dr. Theresia Rina Yunita dari Tim Redaksi Klikdokter

Keputusan untuk hamil harus melalui perencanaan matang. Untuk yang ingin mencegah atau menunda kehamilan, inilah cara yang paling efektif.

Sebagian besar pasangan yang menikah ingin segera punya anak. Padahal, kehamilan maupun merawat anak bukan sesuatu yang mudah. Keinginan tersebut harus didukung kesiapan fisik, mental, serta finansial. Jika Anda memilih untuk mencegah atau menunda kehamilan, ada beberapa metode pencegah kehamilan yang diketahui paling efektif.

Ada beragam alasan mengapa pasangan memutuskan untuk menunda atau mencegah kehamilan, yang biasanya meliputi:

  • Usia wanita. Usia yang produktif untuk hamil dan melahirkan adalah 21-35 tahun. Di luar usia tersebut, baik lebih muda maupun lebih tua, akan meningkatkan faktor risiko yang berbahaya baik untuk wanita tersebut maupun bayi.
  • Jarak kehamilan. Idealnya adalah 2-5 tahun. Jika kurang dari 2 tahun, dikhawatirkan kondisi fisik dan mental ibu belum benar-benar pulih pascapersalinan sebelumnya.
  • Tak ingin punya anak lagi.
  • Korban pemerkosaan.
  • Adanya kondisi medis tertentu seperti HIV/AIDS atau infeksi menular seksual.

Pencegah kehamilan yang paling efektif

Mungkin tiap orang punya preferensinya masing-masing mengenai metode pencegah kehamilan yang tepat. Namun, yang populer antara lain:

Memilih kontrasepsi yang tepat

Metode ini diketahui merupakan cara yang paling efektif. Ada berbagai macam kontrasepsi yang dapat menjadi pilihan, ada yang sifatnya jangka pendek, jangka panjang, ataupun permanen.

Jika hanya ingin menunda kehamilan selama 1-2 tahun, penggunaan kontrasepsi yang disarankan adalah kondom, pil KB, suntik, atau implan. Jika lebih dari 2 tahun, Anda bisa memilih suntik atau spiral. Jika benar-benar tak ingin hamil lagi, ada pilihan permanen yaitu vasektomi atau tubektomi.

Untuk penggunaan pil KB, suntik, implan, spiral, vasektomi, dan tubektomi, semuanya harus lewat konsultasi dengan dokter, tetapi tidak dengan kondom. Bisa jadi inilah yang menjadikan kondom sangat populer karena dianggap paling praktis, serta efektif untuk mencegah kehamilan sekaligus infeksi menular seksual.

Mendapatkannya pun sangat mudah karena dijual bebas di pasaran. Meski begitu, jangan sembarangan pilih kondom. Kondom yang baik adalah yang terbuat dari karet lateks alami dan berkualitas tinggi, yang mencakup pertimbangan total solids, pH, alkalinity, volatile fatty acids, serta kandungan nitrogen dan bahan metal.

Pemakaian kondom sering dianggap mengurangi kepuasan. Ini tidak benar! Anda bisa menambahkan pelumas dengan pH yang aman, memilih kondom yang bertekstur berbintil dan/atau beraroma seperti stroberi, bermain-main dengan sex toy seperti vibration ring, memasang kondom dengan cara yang seksi, dan masih banyak lagi. Diskusikan dengan pasangan mengenai apa yang Anda butuhkan agar seks tetap tahan lama, memuaskan, dan aman.

Ejakulasi di luar

Kehamilan bisa terjadi saat sel sperma bertemu dengan sel telur. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan adalah dengan mengeluarkan sperma di luar, meski sebetulnya metode ini tidak benar-benar efektif.

Hindari seks saat masa ovulasi

Hindari berhubungan seks pada masa subur, ketika rahim mengeluarkan sel telur yang akan dibuahi. Umumnya, periode ini adalah 14 hari setelah haid. Seks dengan pasangan pada masa yang berlangsung selama 2-5 hari ini bisa meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.

Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat (emergency contraception atau EC atau morning after pill) adalah metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pasca hubungan intim tanpa pengaman.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kontrasepsi darurat dapat mencegah lebih dari 95 persen kehamilan bila digunakan 3-5 hari setelah seks tanpa pengaman. Meski demikian, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter karena terdapat efek samping, sehingga tidak dijual bebas. Kontrasepsi darurat ini hanya mencegah pembuahan, tetapi tidak bisa menggagalkan atau menggugurkan pembuahan yang sudah terjadi.

Itu dia pencegah kehamilan yang diketahui paling efektif. Pilihan mana yang paling tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. Diskusikan dengan pasangan dan konsultasikan dengan dokter agar penggunaannya tetap sasaran. Bila belum sempat ke dokter, tak ada salahnya menggunakan kondom. Terbukalah dengan pasangan tentang apa yang Anda inginkan, dan jangan malu bereksperimen. Misalnya dengan memilih kondom bertekstur, beraroma, menggunakan lubrikan, atau bermain-main dengan sex toy. Seks dengan kondom akan sama nikmatnya sekaligus aman!

(RN/RH)