A: “Cieee punya pacar. Udah ngapain aja?”
B: “Kemarin pacarku ngajakin ciuman nih. Mesti gimana ya?”
A: “Ya udah cobain aja, pasti enak!”
B: “Tapi kalau aku ga mau gimana?”
A: “Ya ampun kamu kampungan banget, masa ciuman aja takut.”

A: “Payudaraku kenapa sakit banget ya?”
B: “Kamu lagi horny ya?”
A: “Ih, engga lah!”
C: “Kata temanku, payudara sakit itu biasanya karena mau tambah besar.”

A: “Kalau cewe sudah mens itu apa artinya sudah ga perawan?”
B: “Bisa jadi, keluar darah kan soalnya.”

A: “Temanku bilang, kalau melakukan seks anal lebih aman, ga bakalan hamil dan keperawanan tetap ada.”
B: “Wah, boleh juga tuh, coba aahh!”

Di Indonesia, seks memang masih menjadi topik yang tabu dan memalukan untuk dibahas. Alhasil, edukasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi (KSR) bisa dibilang sangat minim. Padahal, edukasi KSR sangat penting bagi semua orang, terutama kamu-kamu yang saat ini sedang mengalami pubertas. Apa sih yang sebenarnya terjadi dalam masa pubertas, dan kenapa kamu harus peduli tentang KSR? Yuk, pelajari bareng-bareng informasi selengkapnya seputar kesehatan seksual dan reproduksi di sini!

edu5eks

Udah salah, masih ngotot dilakukan

Banyak sekali informasi seputar KSR yang tidak benar beredar di kalangan umum akibat sumber yang simpang siur. Ini menyebabkan banyak remaja mengalami kesalahan informasi dan percaya berbagai mitos seputar seks. Yang lebih parah lagi, para remaja nekat melakukan aktivitas seksual tidak aman akibat rasa penasaran dan ingin tahunya.

Survey yang dilakukan Durex Indonesia di tahun 2019 tentang KSR terhadap anak muda mengkonfirmasi fakta di atas. Contohnya, sebanyak 54% anak muda percaya bahwa melakukan penetrasi dalam posisi berdiri dapat mencegah kehamilan. Dan 53% anak muda memilih ejakulasi di luar vagina sebagai solusi kontrasepsi. Semua kesalahan informasi ini akan menimbulkan risiko dan konsekuensi yang dapat mempengaruhi masa depanmu.

eduka5eks

eduka5eks

Eduka5eks

EDUKA5EKS adalah 5 langkah mudah untuk memahami tentang diri sendiri melalui pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi. Tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesehatan kehidupan seksual dan reproduksi anak muda, orang tua, dan pasangan muda.

EDUKA5EKS

  1. Ayo pahami

    Memberikan pengetahuan yang memadai dan benar seputar KSR sehingga kamu dapat menjaga kesehatan diri sendiri serta orang-orang yang kamu sayangi. Berbagai topik terkait KSR akan dibahas secara mendalam sehingga kamu dapat memahami perkembangan tubuhmu mulai dari pubertas hingga memasuki usia dewasa. Yuk Baca Disini!

  2. Mari bicara

    Persepsi tabu kerap menghambat orang-orang untuk mulai membicarakan hal seputar KSR, padahal sangatlah penting untuk dapat berdiskusi secara terbuka dalam ranah yang benar. Misalnya dengan berdiskusi bersama orangtua, kamu bisa mendapatkan informasi dan jawaban atas segala pertanyaan yang kamu miliki seputar KSR. Yuk Baca Disini!

  3. Saling menghargai

    Komunikasi yang terbuka, tidak menghakimi, apalagi menertawakan, adalah kunci saling menghargai saat berdiskusi tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Ingatlah, setiap orang berbeda-beda dan memiliki hak sepenuhnya atas keputusan dan kehidupan mereka. Bukalah pikiranmu dan jangan paksakan kehendak pribadimu! Yuk Baca Disini!

  4. Selalu bertanggung jawab

    Salah satu unsur terbesar dalam proses pendewasaan adalah tanggung jawabmu atas dirimu sendiri. Setiap anak muda ingin bisa mandiri dalam segala aspek kehidupannya, namun hal ini juga harus dibarengi dengan pemikiran yang dewasa. Sayangilah dirimu sendiri dengan selalu berpikir panjang dan memahami segala risiko dari setiap tindakan yang kamu lakukan.

  5. Cek rutin

    Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi tidak kalah penting dari kesehatan area tubuh lainnya. Oleh sebab itu, mulailah membiasakan diri memeriksa tubuh dan kesehatan seksual secara rutin. Ingatlah, checking is caring!

AYO PAHAMI PUBERTAS: YANG PERLU KAMU TAHU

Pubertas merupakan salah satu masa pertumbuhan dan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Bagi laki-laki, pubertas dapat mulai terjadi antara umur 10 hingga 18 tahun. Sedangkan bagi perempuan, pubertas biasanya mulai terjadi antara umur 8 hingga 16 tahun.

Eduka5eks

Selain perubahan fisik, nyatanya terjadi pula perubahan emosional dan psikologis saat seorang anak berada pada fase pubertas, diantaranya:

Eduka5eks

Sumber:

https://www.menstrupedia.com/articles/girls/emotional-changes

https://www.momjunction.com/articles/emotional-changes-during-puberty-for-boys-and-girls_00379793

Meskipun perubahan fisik dan emosional di atas merupakan bagian dari masa pubertas, ingatlah bahwa tidak semua orang akan mengalami hal yang sama atau di saat yang bersamaan dengan dirimu. Hargai dan sayangilah dirimu dengan rajin merawat diri, termasuk menjaga kesehatan organ-organ seksual dan reproduksimu,

MARI BICARA TENTANG SEKS!

Diskusi merupakan bagian penting dari pendidikan KSR. Tidak hanya dengan teman-teman sebaya, kamu juga sebaiknya mencari informasi dari sumber-sumber yang bisa diandalkan, seperti contohnya orangtuamu. Yup, pada awalnya mungkin terasa sangat menegangkan, apalagi jika orangtuamu termasuk tipe yang kolot dan strict.

Eduka5eks

Dengan memberanikan diri bicara kepada orangtua, kamu akan mendapatkan pengetahuan baru seputar seks dan kesehatan reproduksi yang bermanfaat. Pilihlah kesempatan yang tepat saat orangtua sedang santai sehingga mereka dapat fokus memberikan jawaban, dan jangan memaksa dengan langsung membahas hal-hal yang terlalu vulgar. Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan umum seputar KSR dan berikan mereka waktu untuk beradaptasi dengan aktivitas baru ini.

Jika kamu merasa sungkan untuk berdiskusi dengan orangtua, kamu juga bisa mencoba bertanya dari sumber terpercaya lainnya, seperti guru atau dokter. Yang terpenting, mari mulai bicara dan berkomunikasi secara terbuka dengan orang-orang di sekitarmu tentang kesehatan seksual dan reproduksi.

SALING MENGHARGAI: MEMBUKA PIKIRAN AGAR SALING MEMAHAMI

Saat berbicara dengan orangtuamu, persiapkan dirimu untuk menerima pendapat orangtua dan belajarlah untuk saling menghargai. Jangan langsung berpikir negatif dan menganggap pemikiran orangtua terlalu kolot atau jadul. Pahamilah sudut pandang orangtua yang selalu mengkhawatirkan anaknya dan hanya ingin melindungi dirimu. Mungkin akan ada saat-saat di mana orangtua berbeda pendapat denganmu, namun sebaiknya dengarkan dahulu dengan bijak dan saring informasi yang kamu butuhkan.

SELALU BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEPUTUSAN YANG KAMU AMBIL

Pada usia ini, kamu dan teman-temanmu mungkin penasaran tentang seks, dan mungkin berpikir untuk mencobanya. Sebelum mengambil keputusan yang dapat mengakibatkan konsekuensi besar, pikirkan terlebih dahulu semua aspek yang terkait dengan keputusan ini, seperti risiko kehamilan, efek terhadap hubungan dengan pacar, dan juga masalah kesehatan alat reproduksi yang pada tahap pubertas masih dalam kondisi belum sempurna.

  • Apakah kamu sudah siap dengan risikonya? Ada banyak risiko yang timbul akibat hubungan seksual, contohnya infeksi penyakit menular seksual jika kamu melakukan seks tidak aman.
  • Efek terhadap hubunganmu dan juga pacar: aktivitas seksual yang bersifat fisik dapat mempengaruhi psikologis dirimu dan juga pasangan, terutama jika salah satu atau keduanya belum siap untuk berhubungan seks.
  • Aspek perkembangan reproduksi: pada saat pubertas, organ reproduksi laki-laki dan perempuan masih dalam kondisi sedang berkembang dan belum terbentuk sempurna. Berhubungan seks terlalu muda dapat berakibat terganggunya kesehatan organ reproduksimu seperti terjadinya luka atau infeksi. Kehamilan yang terjadi terlalu dini juga sangat berisiko tinggi dan akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupanmu.

RISIKO AKTIVITAS SEKSUAL TIDAK AMAN

Tahukah kamu? Usia ideal untuk perempuan untuk hamil sebaiknya di atas 20 tahun. Hal ini dikarenakan organ reproduksi perempuan berusia di bawah 20 tahun masih belum sempurna. Kehamilan muda di bawah usia tersebut akan memiliki risiko tinggi bagi ibu dan janinnya, seperti komplikasi, berat bayi rendah, kecacatan pada bayi, bahkan hingga risiko kematian ibu dan bayi.

Selain risiko kehamilan, aktivitas seksual tidak aman juga berisiko tinggi penularan penyakit seksual. Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular saat kamu berhubungan seks dengan seseorang yang mengidap penyakit tersebut. Belum lagi, banyak remaja yang masih buta akan pengetahuan penyakit menular seksual. Sebagian besar hanya mengetahui HIV/AIDS, padahal masih banyak penyakit menular seksual lainnya yang berisiko tinggi di kalangan remaja, khususnya sifilis dan gonorrhea.

Selain itu, pahami pula risiko dari kehamilan dini agar kita siap dengan akibat dari setiap keputusan yang kita ambil.

Eduka5eks

sumber: https://www.halodoc.com/inilah-risiko-kehamilan-bagi-wanita-di-bawah-20-tahun

Sebagian besar remaja mengaku pernah mendengar tentang penyakit menular seksual, namun umumnya pengetahuan mereka hanya terbatas pada HIV/AIDS. Padahal, ada banyak jenis penyakit menular seksual lainnya yang sangat berisiko tinggi di kalangan anak muda, khususnya sifilis dan gonorrhea.

Eduka5eks

sumber:

https://hellosehat.com/penyakit/sipilis/

https://www.halodoc.com/4-fakta-penting-gonore

https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-asmara/tanda-gejala-gonore/

Mitos atau fakta: penyakit menular seksual

Ada banyak informasi salah yang santer beredar seputar penularan penyakit seksual. Berikut beberapa mitos populer dan fakta sebenarnya tentang penyakit menular seksual:

Eduka5eks

Penutup

Dengan mengetahui hal-hal mendasar tentang kesehatan seksual dan reproduksi ini, kamu sudah membekali diri dengan ilmu yang tidak hanya akan berguna untuk dirimu sendiri, namun juga orang-orang di sekitarmu.

Yuk, jadi pelopor diskusi sehat tentang seksualitas! Karena, edukasi seksual itu #enaknyadiobrolin. Mulailah berbicara dengan orangtuamu, teman-temanmu, atau orang-orang terdekat yang kamu sayangi. Pelajari berbagai topik seputar KSR lainnya yang tersedia di EDUKA5EKS untuk semakin memperkaya pengetahuanmu dan orang-orang di sekitarmu!