Oleh: dr. Muhammad Iqbal Ramadhan dari Tim Redaksi Klikdokter

Pil KB banyak digunakan sebagai kontrasepsi. Mari mengenal lebih jauh macam-macam pil KB beserta fungsinya.

Ada banyak cara untuk menunda kehamilan. Salah satu metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah dengan pil KB. Pil KB adalah kontrasepsi oral hormonal dan dapat memengaruhi kadar hormon.

Jenisnya ada dua, yaitu:

1. Pil kombinasi

Pil KB kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron. Pil ini dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Pil KB monofasik, mengandung kadar hormon estrogen dan progesteron yang sama untuk setiap pil dalam satu siklus penggunaan.
  • Pil KB bifasik, mengandung kadar hormon estrogen dan hormon progesteron, tetapi terdapat perubahan isi hormon pada setengah siklus penggunaan.
  • Pil KB trifasik, mengandung kadar hormon estrogen dan progesteron yang mengalami peningkatan. Dikonsumsi saat sepertiga periode kedua dan sepertiga periode ketiga penggunaan.
  • Pil KB tetrafasik, mengandung kadar hormon estrogen dan progesteron dengan empat fase perubahan isi hormon pada keseluruhan siklus penggunaan.

2. Pil mini

Pil mini hanya mengandung hormon progesteron. Biasanya, wanita yang tidak bisa mengonsumsi estrogen karena kondisi medis tertentu bisa menggunakan pil jenis ini. Dosis progesteron pada pil mini juga terhitung lebih sedikit daripada pil KB kombinasi.

Pil mini bekerja dengan cara menebalkan lendir di sekitar leher rahim, sehingga sperma tidak bisa penetrasi jauh lebih dalam. Pil ini juga bisa menipiskan rahim agar sel telur tidak bisa menempel pada dinding rahim.

Cara kerja dan efek samping penggunaan pil kb

Baik pil kombinasi maupun pil mini sama-sama bisa menyebabkan penebalan lendir di serviks dan penipisan dinding endometrium di rahim. Sehingga, kondisi tersebut menghambat pertemuan antara sperma dengan sel telur.

Meskipun efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan mencapai 99 persen, tetapi efek samping bisa muncul. Pil KB mengandung hormon aktif, sehingga memengaruhi kestabilan hormonal penggunanya. Jika kestabilan hormonal terganggu, dampak negatifnya adalah:

  • Perdarahan di luar masa haid saat awal pemakaian.
  • Sakit kepala, mual, nyeri payudara, serta perubahan mood saat awal pemakaian.
  • Risiko peningkatan berat badan.
  • Meningkatkan tekanan darah.
  • Peningkatan risiko terjadinya pembekuan darah, kanker payudara, dan kanker serviks (pada beberapa kasus).
  • Interaksi dengan obat tertentu seperti antibiotik dan antikejang.
  • Tidak melindungi penggunanya terhadap infeksi menular seksual.
  • Jadwal penggunaan harus teratur (pada jam yang sama) dan tidak boleh terlewat satu hari pun untuk meraih efektivitas maksimal.

Kondom, pilihan yang lebih aman

Efek samping di atas bisa membuat beberapa wanita khawatir. Apabila ingin memilih kontrasepsi efektif dengan efek samping paling minimal, pilihan terbaiknya adalah kondom.

Kondom adalah alat kontrasepsi yang paling populer karena praktis, terjangkau, serta mudah didapat. Jika digunakan secara sempurna, kondom tak hanya dapat mencegah kehamilan, tetapi juga melindungi penggunanya dari infeksi menular seksual, tanpa mengganggu kestabilan hormonal.

Pilih kondom dengan pelumas yang lebih banyak, memiliki fitur easy-on shape yang mengikuti bentuk penis, terbuat dari lateks alami yang telah teruji secara dermatologis dan elektronik, sehingga kebersamaan jadi lebih menyenangkan!

Pil KB dan kondom sama-sama dapat mencegah kehamilan. Namun, adanya pengaruh hormonal pada pil KB menjadikan kondom lebih aman. Pilihlah metode kontrasepsi yang tepat guna sesuai kebutuhan dan kondisi, serta memiliki risiko yang rendah bagi kesehatan.

(RN/ RH)